Di Indonesia sendiri, komunitas ini lahir pada awal kerajaan-kerajaan
kecil. Pada kala itu belum disebut sebagai komunitas punk, tapi disebut
komunitas orang yang termarjinalkan. Pada saat itu banyak rakyat yang
termarjinalkan oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak kerajaan.
Sejarah singkat tersebut merupakan awal mula terbentuknya komunitas punk
di Indonesia menurut perspektif penulis.
Pada era globalisasi saat ini, banyak pemuda di negeri ini yang mencoba
mengidentikkan diri menjadi anak punk walaupun mereka tidak mengetahui
sejarah komunitas ini sebelumnya. Yang lebih parah lagi ketika mereka
tidak mengetahui nilai-nilai yang ada dan apa yang diperjuangkan dalam
komunitas ini. Pada umumnya anak muda di negeri ini hanya sekedar
mengadopsi budaya hidup punk tanpa memahami subtansi dari komunitas ini.
Tetapi tidak semua anak punk seperti itu, karena sebenarnya masih ada
komunitas punk di negeri ini yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai
yang ada dan masih konsisten akan perjuangannya.
NILAI-NILAI APA SAJA YANG ADA DI DLAM KOMUNITAS INI?
Nilai nilai yang ada di dalam komunitas ini adalah:
Ø DO IT YOURSELF
Ø SOLIDARITAS
Apa Yang mereka perjuangkan pada era globalisasi ini?
Yang selama ini mereka perjuangkan adalah:
Ø Mereka ingin komunitas ini diterima di masyarakat
Ø Mereka ingin mengubah pandangan masyarakat terhadap komunitas ini yang
selama ini bisa dikatakan komunitas ini dipandang sebelah mata
Jadi yang merusak atau yang memberikan nilai negatif terhadap komunitas
hanyalah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dan mereka tidak
mengetahui nilai-nilai yang ada pada komunitas ini. Sehingga komunitas
ini dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Oleh karena itu sudah
menjadi tanggungjawab setiap anak punk untuk memasyarakatkan nilai-nilai
perjuangannya kepada tiap anggota komunitasnya.
Seberapa banyak anak punk yang masih menjunjung tinggi nilai nilai yang ada dalam komunitas ini:
Ketika ditanyakan seberapa banyak kuantitas anak punk yang masih
menjunjung tinggi nilai ini, bisa dikatakan hanya beberapa saja karena
mayoritas anak punk di era globalisasi ini hanya mengadopsi budaya asing
atau bisa dikatakan hanya mengikuti life style. Maka tidak salah ketika
masyarakat mempunyai persepsi negatif terhadap komunitas ini. Tetapi
tidak bisa dipungkiri masih ada anak punk yang masih menjunjung tinggi
nilai-nilai[1] sehingga dapat berkontribusi lebih terhadap lingkungannya
dan mendapatkan respon positif dari masyarakat. Walaupun respon positif
ini masih dalam lingkup kecil, tapi ini bisa dijadikan sebagai motivasi
untuk seluruh anak punk. Setidaknya hal ini bisa menajdi pencitraan
yang baik, bahwa tidak semua anak punk yang ada saat ini hanya mengikuti
life style saja. Ini menjadi sebuah pembuktian bagi masyarakat bahwa
anak punk pada hakikatnya mempunyai nilai dan budaya hidup yang baik.
Memang anak punk bisa dikatakan identik dengan tato. Kenapa demikian ?
Ini bisa dikatakan suatu ciri khas dari komunitas ini karena menurut
mereka tato adalah sebuah karya seni dan medium untuk mengekspresikan
kreativitasnya. Sayangnya, selama ini masyarakat mempunyai persepsi
negatif terhadap mereka yang bertato. Oleh karena itu, anak-anak punk
ini ingin mengubah paradigma bahwa tidak semua orang bertato identik
dengan tindakan kriminal. Memang cukup sulit mengubah stigma masyarakat
terhadap tato. Tetapi tidak ada yang tidak mungkin ketika mereka masih
mempunyai kemauan dan konsistensi untuk mengubah pandangan negatif
tersebut.
Faktor Penyebab Dan Faktor Yang Mempengaruhi Adanya Komunitas Anak Punk
Adanya Komunitas anak Punk tersebut merupakan bentuk dari kenakalan anak
remaja. Dengan demikian, faktor penyebab atau faktor yang mempengaruhi
adanya komunitas anak punk merupakan faktor dari kenakalan anak remaja
itu sendiri. Masa remaja adalah saat-saat pembentukan pribadi, dimana
lingkungan sangat berperan. Kalau kita perhatikan, ada empat faktor
lingkungan yang mempengaruhi kenakalan remaja, seperti adanya komunitas
anak punk. Faktor-faktor tersebut diantara, sebagai berikut :
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan remaja. Kasih sayang
orang tua dan anggota keluarga yang lain akan memberi dampak dalam
kehidupan mereka. Demikian pula cara mendidik dan contoh tauladan dalam
keluarga khususnya orang tua akan sangat memberi bekasan yang luar
biasa. Seorang remaja juga memerlukan komunikasi yang baik dengan orang
tua, karena ia ingin dihargai, didengar dan diperhatikan
keluhan-keluhannya. Dalam masalah ini, diperlukan orang tua yang dapat
bersikap tegas, namun akrab (friendly). Mereka harus bisa bersikap
sebagai orang tua, guru dan sekaligus kawan. Dalam mendidik anak
dilakukan dengan cara yang masuk akal (logis), mampu menjelaskan mana
yang baik dan mana yang buruk, melakukan pendekatan persuasif dan
memberikan perhatian yang cukup. Semua itu tidak lain, karena remaja
sekarang semakin kritis dan wawasannya berkembang lebih cepat akibat
arus informasi dan globalisasi.
2. Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah rumah kedua, tempat remaja memperoleh pendidikan formal,
dididik dan diasuh oleh para guru. Dalam lingkungan inilah remaja
belajar dan berlatih untuk meningkatkan kemampuan daya pikirnya. Bagi
remaja yang sudah menginjak perguruan tinggi, nampak sekali perubahan
perkembangan intelektualitasnya. Tidak hanya sekedar menerima dari para
pengajar, tetapi mereka juga berfikir kritis atas pelajaran yang
diterima dan mampu beradu argumen dengan pengajarnya.
Dalam lingkungan sekolah guru memegang peranan yang penting, sebab guru
bagaikan pengganti orang tua. Karena itu diperlukan guru yang arif
bijaksana, mau membimbing dan mendorong anak didik untuk aktiv dan maju,
memahami perkembangan remaja serta seorang yang dapat dijadikan
tauladan. Guru menempati tempat istimewa di dalam kehidupan sebagian
besar remaja. Guru adalah orang dewasa yang berhubungan erat dengan
remaja. Dalam pandangan remaja, guru merupakan cerminan dari alam luar.
Remaja percaya bahwa guru merupakan gambaran sosial yang diharapkan akan
sampai kepadanya, dan mereka mengambil guru sebagai contoh dari
masyarakat secara keseluruhan. Dan remaja menyangka bahwa semua orang
tua, kecuali orang tua mereka, berfikir seperti berfikirnya guru-guru
mereka.
3. Lingkungan Teman Sebaya
Teman sebaya adalah sangat penting sekali pengaruhnya bagi remaja, baik
itu teman sekolah, organisasi maupun teman bermain. Dalam kaitannya
dengan pengaruh kelompok sebaya, kelompok sebaya (peer groups) mempunyai
peranan penting dalam penyesuaian diri remaja, dan bagi persiapan diri
di masa mendatang. Serta berpengaruh pula terhadap pandangan dan
perilakunya. Sebabnya adalah, karena remaja pada umur ini sedang
berusaha untuk bebas dari keluarga dan tidak tergantung kepada orang
tua. Akan tetapi pada waktu yang sama ia takut kehilangan rasa nyaman
yang telah diperolehnya selama masa kanak-kanaknya.
4. Lingkungan Dunia Luar
Merupakan lingkungan remaja selain keluarga, sekolah dan teman sebaya,
baik lingkungan masyarakat lokal, nasional maupun global. Lingkungan
dunia luar akan memperngaruhi remaja, baik secara langsung maupun tidak
langsung, baik itu benar maupun salah, baik itu islami maupun tidak.
Lingkungan dunia luar semakin besar pengaruhnya disebabkan oleh
faktor-faktor kemajuan teknologi, transportasi, informasi maupun
globalisasi.
Pada masa remaja, emosi masih labil, pencarian jati diri terus menuntut
untuk mencari apa potensi yang ada di dalam diri masing-masing. Pada
masa inilah seseorang sangat rapuh, mudah terpengaruh oleh lingkungan
sekitar. Seiring dengan pesatnya perkembangan scane punk yang ada di
Indonesia, komunitas punk mampu menyihir remaja Indonesia untuk masuk ke
dalam komunitas punk. Tetapi tidak semua remaja Indonesia tertarik
dengan apa yang ada di dalam punk itu sendiri. Sebagian remaja di
Indonesia hanya mengkonsumsi sedikit yang ada di dalam punk.
Faktor – faktor dari dalam Diri yang Menyebabkan Seseorang Mengikuti Komunitas Punk
Punk sebenarnya bukanlah sekedar fashion, Komunitas Punk merupakan
bagian dari kehidupan dunia underground. Mereka tidak hanya sekedar
sekelompok anak muda dengan busana yang ekstrim, hidup di jalanan dan
musik yang keras, tetapi yang mendasar adalah mereka mempunyai ideologi
politik dan sosial. Kehadiran mereka adalah perlawanan terhadap kondisi
politik, sosial dan budaya yang ada dalam masyarakat. Komunitas ini juga
menghasilkan karya yang cukup banyak. Namun mereka tidak terlalu
meng-ekspos karya mereka. Hidup mereka selalu identik dengan gaya hidup
dan musik yang berbekal etika DIY (Do It Yourself : kita dapat
melakukannya sendiri).
Punk hanya aliran. Tetapi jiwa dan kepribadian pengikutnya akan kembali
lagi ke masing-masing individu. Motto dari komunitas Punk itu tersebut,
Equality (persamaan hak) itulah yang membuat banyak remaja tertarik
bergabung didalamnya. Punk sendiri lahir karena adanya persamaan
terhadap jenis aliran musik Punk dan adanya gejala perasaan yang tidak
puas dalam diri masing-masing sehingga mereka mengubah gaya hidup mereka
dengan gaya hidup Punk.
Adapun faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang menyebabkan dirinya tertarik mengikuti komunitas Punk :
1. Rasa seni yang kental, dan mereka ingin mengekspresikan seni tersebut.
2. Mereka ingin dianggap sebagai bagian masyarakat, dan agar diakui keberadaannya.
3. Rasa tidak puas terhadap pemerintahan, ataupun protes terhadap kebebasan yang terkekang.
4. Punk sebagai bentuk perlawanan yang “hebat” karena menciptakan musik,
gaya hidup, komunitas, dan kebudayaan mereka sendiri (O’Hara, 1999, h.
41).
5. Punk sebagai suatu keberanian dalam melakukan perubahan dan pemberontakan.
6. Sebagai suatu bentuk apresiasi trend remaja dalam bidang fashion dan musik.
7. Ingin menutupi ketidakpuasan atau ketidakberdayaan hidup maupun
perasaan inferior mereka dalam bentuk penampilan yang superior dan unik
di mata masyarakat.
8. Ingin mengekspresikan kemarahannya melalui suatu simbolisme berupa
atribut bergaya punk dan pemikiran-pemikiran ideologi anti-kemapanan.
9. Untuk menutupi kemarahan dan rasa frustasi dari ketidakpuasan
terhadap sistem yang telah diterapkan baik oleh orangtua maupun
masyarakat.
Pengaruh Positif dan Negatif Adanya Komunitas Punk
Komunitas Punk di dalam masyarakat biasanya dianggap sebagai sampah
masyarakat. Tetapi yang sebenarnya, mereka sama dengan anak-anak lain
yang ingin mencari kebebasan. Dengan gaya busana yang khas,
simbol-simbol, dan tata cara hidup yang dicuri dari kelompok-kelompok
kebudayaan lain yang lebih mapan, merupakan upaya membangun identitas
berdasarkan simbol-simbol.
Pengaruh positif dan negatif dari komunitas ini, kembali lagi ke cara
pandang masyarakat itu sendiri. Memang, sebagian komunitas Punk
memberikan dampak negatif bagi seseorang, terutama remaja yang jiwanya
masih labil dan belum mengerti makna Punk itu sendiri. Sebenarnya anak
Punk adalah bebas tetapi bertanggung jawab. Artinya mereka juga berani
bertanggung jawab secara pribadi atas apa yang telah dilakukannya.
Karena aliran dan gaya hidup yang dijalani para Punkers memang sangat
aneh, maka pandangan miring dari masyarakat selalu ditujukan pada
mereka. Padahal banyak diantara Punkers yang mempunyai kepedulian
sosial.
Pengaruh positif adanya komunitas Punk tersebut, antara lain :
1. Adanya tempat untuk mengekspresikan diri, adanya kecocokan terhadap lingkungan pergaulan.
2. Sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi (protes dan kritik terhadap
pengekangan, baik dari pihak masyarakat maupun pemerintah) dan jiwa seni
yang mereka miliki, bahkan mereka
3. Di bidang musik misalnya, banyak band punk yang mampu mendapat tempat
di hati remaja Indonesia, mereka tidak kalah dengan band-band papan
atas.
4. Selain di bidang musik, komunitas punk juga bergerak di bidang
fashion, mereka membuat T-shirt, kaos, aksesoris dengan jumlah yang
lebih banyak dan juga desain yang lebih variatif. Wadah untuk pakaian
dan aksesoris yang diproduksi sendiri oleh anak-anak punk sendiri biasa
disebut distro, di industri ini pun komunitas punk mampu bersaing dengan
produk-produk terkenal yang sudah akrab dengan remaja Indonesia.
5. Dengan adanya komunitas ini (terutama bagi Punkers yang memiliki
keterampilan), mungkin saja dapat membantu pemerintah mengurangi
pengangguran dan dapat meningkatkan ekonomi khususnya bagi komunitas
Punk ini.
6. Komunitas Punk bukan hanya berasal dari kalangan bawah, tapi ada yang
berasal dari kalangan pejabat. Sehingga dapat mempererat jalinan
silaturahmi dan memperbanyak saudara.
Sedangkan pengaruh negatifnya adalah :
1. Gaya dandanan yang tidak sesuai dengan etika dan budaya Indonesia
sehingga mendapat pandangan sebelah mata dan negatif dari masyarakat.
2. Sering terjerumus pada hal – hal yang dapat merugikan diri sendiri
dan orang lain, misalnya : Narkoba, freesex, mabuk – mabukan. Dan
akhirnya malah mengantarkan diri dibalik jeruji besi.
3. Dapat memicu tindakan anarkis karena selalu mengahadapi hidup dengan
mengekspresikan kekesalan (kemarahan) karena pengekangan ataupun hanya
untuk mengekspresikan kehebatan (kesombongan) diri.
4. Mengganggu ketentraman malam karena kebanyakan dari komunitas ini
beraktifitas diwaktu malam yang seharusnya digunakan untuk beristirahat.
Alternatif Pemecahan Masalah untuk Menetralisir Anggapan Negatif Publik terhadap Komunitas Punk
Adapun alternatif yang dapat digunakan untuk menetralisir anggapan negatif publik terhadap komuitas ini, antara lain :
a. Komunitas Punk harus lebih menunjukkan karya – karya mereka yang dapat dihargai oleh masyarakat.
b. Komunitas Punk lebih aktif dalam kegiatan bakti sosial ataupun
kepedulian terhadap lingkungan yang ditunjukkan dengan prestasi yang
membanggakan.
c. Ada baiknya komunitas ini banyak beraktifitas diwaktu siang, dan tidak mengganggu ketentraman.
d. Menghindari dandanan yang berlebihan, misalnya tetap menggunakan
aksesoris dan dandanan khas mereka namun tetap memperhatikan aspek
kebersihan dan kerapihan.
e. Beramah – tamah dan tersenyum ketika disapa dan tidak menunjukkan wajah angkuh ataupun dengan istilah ‘jagoan’.
f. Anggota dari komunitas ini hendaknya menghindari bergaya layaknya
preman yang membuat risih dan takut masyarakat ketika bersua dengan
mereka.
g. Mereka juga hendaknya diberikan penyuluhan, namun sebaiknya
penyuluhan tersebut dapat bermanfaat bagi mereka. Misalnya dengan
memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan untuk
membuka peluang usaha.
Komunitas Punk
sebenarnya berdandan khas ‘amburadul’ atau lebih mirip gelandangan
yang dipandang sebelah mata ini karena ingin
menyampaikan/mengekspresikan aspirasi/solidaritas mereka terhadap kaum
tertindas dan termarjinal di muka bumi ini. Semua yg mereka kenakan
adalah simbol keberpihakan mereka pada kaum yang tertindas. Rambut
mereka yang bergaya mowhawk adalah cermin dari keberpihakan mereka
terhadap suku mowhawk asli Indian yang dibantai orang kulit putih di
Amerika. Spike kulit yang mereka kenakan di tangan adalah simbol
pengikat tangan terpidana pada kursi listrik yang digunakan untuk
mengeksekusi para aktivis yang diculik para diktator di negara-negara
barat pada masa itu. Sepatu boot militer yang mereka pakai adalah simbol
dari arogansi militer yang harus dilawan dangann kekuatan yang sama.
Celana jeans ketat adalah simbol dari nasib kaum minoritas yang selalu
terjepit. Rantai dan gembok adalah simbol kekuatan persatuan kaum punk,
dan masih banyak lagi.
Komunitas punk akan berhenti mengenakan penampilan dan gaya hidup
menggelandang ini setelah tidak ada lagi penindasan di atas bumi ini.
Namun sayangnya anak muda sekarang salah mengartikan Punk itu sendiri
dan lebih ditujukan untuk ajang ‘bergengsi’ atau merasa ‘jagoan’.
Pemecahan Atau Penyelesaian Yang Bijak Didalam Menyelesaikan Masalah Adanya Komunitas Punk
Persebaran komunitas Punk yang sangat marak di kota-kota di Indonesia,
salah satunya di Bandung, dengan gaya hidup bebas, tanpa ada aturan yang
mengatur segala aktivitas serta perilaku mereka, menjadi salah satu
masalah patologi sosial yang perlu diselesaikan. Karena jika kita
abaikan begitu saja, komunitas Punk yang cenderung berperilaku negatif
itu akan meluas menjadi suatu kenakalan remaja dan menyebabkan suatu
penyimpangan sosial.
Sebenarnya tidak semua anak punk itu berperilaku negatif, ada beberapa
anak punk yang bergabung dalam suatu komunitas karena menyukai gaya punk
yang identik dengan model rambut Mohawk, body piercing, tato, gelang
spike, dan aksesoris nyentrik lainnya. Gaya hidup negative yang kerap
terjadi di dalam komunitas anak punk biasanya disebabkan karena
mendapatkan terpengaruh teman sesama anak punk lainnya yang melakukan
hal-hal menyimpang seperti memalak, meminum minuman keras, melakukan
kekerasan atau penganiayaan, “ngelem”, narkoba, free sex, dan
sebagainya.
Masalah gaya hidup negatif pada anak punk tersebut dapat diselesaikan
dengan beberapa cara seperti menjauhkan anak dari lingkungan teman-teman
sepermainan yang berperilaku menyimpang. Disini peran keluarga sangat
dibutuhkan untuk bisa menyadarkan anak agar tidak kembali lagi menjadi
anak punk dengan perilaku negatif. Selain itu memberikan bimbingan dan
penyuluhan kepada para anak punk juga dapat menjadi salah satu
alternative pemecahan masalah. Karena dengan pemberian bimbingan dan
penyuluhan, oleh para psikolog khususnya, dapat merubah pola pikir
(belief) anak punk tersebut untuk menghentikan perilaku negative yang
dilakukannya sebelumnya.
Didirikannya panti sosial atau panti rehabilitasi juga menjadi
alternatif pemecahan lainnya karena dalam panti rehabilitasi, anak punk
yang bermasalah akan diberikan suatu shock therapy agar anak tersebut
menjadi jera dan menyesal telah melakukan hal-hal negatif dan menyimpang
sehingga nantinya dia tidak akan lagi menjadi anak punk dengan gaya
hidup yang merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.
Referensi :
http://fdkm.blogspot.com/2012/03/punk-dalam-perspektif-masyarakat.html
http://allamandakathriya.blogspot.com/2012/04/komunitas-punk.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar